|
EKONOMETRIKA
![]() |
Ø
TEORI EKONOMI
1.
KEBUTUHAN
MANUSIA TAK TERBATAS,
SUMBER DAYA TERBATAS
2.
WHAT, HOW FOR
WHOM
Ø
MATEMATIKA,
STATISTIKA & EKONOMETRIKA
|
PERSAMAAN
|
PERBEDAAN
|
MATEMATIKA
|
MERUPAKAN HUBUNGAN :
A. FUNGSIONAL
(SEBAB-AKIBAT)
B. RELASIONAL
(KEBETULAN)
|
DETERMINISTIK
|
STATISTIKA
|
PROBABILISTIK (TANPA
NAMA)
|
|
EKONOMETRIKA
|
PROBABILISTIK
(DENGAN T.E.)
|
STATISTIKA
& EKONOMETRIKA
![]() |
|
TEORI EKONOMI
(SEBAB-AKIBAT)
|
|
![]() ![]() |
![]() |
EKONOMETRIKA
|
|
MODEL EKONOMETRIKA
|
|
|
![]() |
|
|
![]() |
![]()
(TANPA TEORI)
|
|
![]() |
|
![]() |
ESTIMASI PARAMETER MODEL
(+/-)
|
|
|
![]() ![]() |
|
![]() ![]() |
|
![]() |
UJI T
|
|
UJI T
|
![]() |
|
![]() |
![]() |
![]() |
|
|
UJI F
|
|
Ø
CAKUPAN
EKONOMETRIKA :
1. TEORI EKONOMI
2. STATISTIK
3. MATEMATIK
4. METODE PENELITIAN
TUJUAN :
MEMILIKI
KEMAMPUAN UNTUK MENGUJI KESAHIHAN SUATU TEORI EKONOMI, BESERTA KEMUNGKINAN
PENGEMBANGANNYA.
VARIABEL EKONOMI :
- PENDAPATAN (Y)
- KONSUMSI (C)
- INVESTASI (I)
- KESEMPATAN KERJA (N)
- TINGKAT HARGA (P)
- DSB
VARIABEL EKONOMI TERSEBUT DINYATAKAN DALAM ANGKA DAN DAPAT
DIRUMUSKAN SECARA MATEMATIS :
Y = C + I
KARENA
DINYATAKAN DALAM BENTUK ANGKA-ANGKA DAN DIRUMUSKAN SECARA MATEMATIS, MAKA TEORI
EKONOMI DAN ATAU GEJALA EKONOMI DAPAT DIANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK
ANALISIS STATISTIKA. DENGAN TEKNIK
STATISTIKA DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR HUBUNGAN ANTARVARIABEL EKONOMI YANG
TERDAPAT DALAM SUATU GEJALA/TEORI EKONOMI MAUPUN UNTUK MENGUJI KESAHIHAN
(VALIDITAS) TEORI EKONOMI SECARA EMPIRIS, BERDASARKAN DATA KEGIATAN EKONOMI
SECARA NYATA.
DEFINISI :
EKONOMETRIKA à
PENGUKURAN EKONOMI
EKONOMETRIKA ADALAH BIDANG STUDI YANG MEMPELAJARI GEJALA EKONOMI DAN
ATAU TEORI EKONOMI YANG BERSIFAT KUANTITATIF SECARA EMPIRIS, DENGAN MENGGUNAKAN
RUMUSAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STATISTIKA.
MATEMATIKA & STATISTKA à ALAT ANALISIS
VARIABEL EKONOMI à OBJEK
YANG DIANALISIS
FUNGSI EKONOMETRIKA :
1.
PENGIDENTIFIKASIAN
VARIABEL-VARIABEL EKONOMI YANG TERDAPAT DALAM SUATU TEORI EKONOMI ATAU GEJALA
EKONOMI YANG AKAN DIANALISIS
2.
PERUMUSAN MATEMATIS
TENTANG BENTUK HUBUNGAN ANTAR VARIABEL-VARIABEL TERSEBUT
3.
PENGGUNAAN PROSEDUR
STATISTIKA UNTUK MENGUKUR SECARA KUANTITATIF HUBUNGAN ANTAR VARIABEL-VARIABEL
TERSEBUT, AGAR BISA DITETAPKAN PENERIMAAN DAN ATAU PENOLAKAN HIPOTESIS YANG
DIAJUKAN.
KEGUNAAN EKONOMETRIKA :
1.
MERUMUSKAN MODEL TEORI
EKONOMI DAN ATAU GEJALA EKONOMI YANG AKAN DIANALISIS
2.
MENGANALISIS DATA
EMPIRIS UNTUK MENGUJI KESAHIHAN SUATU TEORI EKONOMI DAN ATAU MENGKAJI SUATU
GEJALA EKONOMI DENGAN BERLANDASKAN PADA KONSEP EKONOMI YANG BERLAKU
3.
BERDASARKAN HASIL
ANALISIS DATA TERSEBUT KEMUDIAN DAPAT DITARIK SUATU KESIMPULAN SECARA TEPAT
SEHINGGA DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MEMBUAT KEBIJAKAN DALAM ARTI MENGAMBIL KEPUTUSAN
SECARA AKURAT
4.
MERAMALKAN NILAI-NILAI
VARIABEL EKONOMI YANG AKAN TERJADI DIMASA YANG AKAN DATANG, SEHINGGA DAPAT
MENYUSUN SUATU PERENCANAAN SECARA TEPAT
5.
SEBAGAI ALAT UNTUK MENGETAHUI
STRUKTUR EKONOMI DAN MENGEVALUASI KEGIATAN EKONOMI, TERMASUK KEGIATAN
PEMBANGUNAN EKONOMI, BAIK DALAM DIMENSI MAKRO MAUPUN MIKRO, SEKTORAL MAUPUN
ANTAR-SEKTOR.
PENDEKATAN EKONOMETRIKA
TEORI EKONOMI à APLIKASINYA (LAPANGAN) ?
GEJALA EKONOMI (LAPANGAN) à ANALISIS TEORI EKONOMI ?
A. MODEL PENDEKATAN DESKRIPTIF
SUATU METODE ANALISIS YANG MENCOBA
MENGURAIKAN SESUATU KESATUAN EKONOMI MENJADI BEBERAPA BAGIAN YANG LEBIH KECIL,
ADAPUN LANGKAHNYA SBB :
PERTAMA,
KOMPONEN APA YANG SANGAT DOMINAN DALAM SUATU KEGIATAN EKONOMI, DALAM
ARTI KOMPONEN YANG MEMILIKI NILAI YANG SANGAT TINGGI SECARA EKSTRIM.
KEDUA,
MEMBANDINGKAN RASIO ANTAR KOMPONEN, DENGAN JALAN MELIHAT SELISIH
NILAI ANTAR KOMPONENNYA.
KETIGA,
MELIHAT PROPORSI SETIAP KOMPONEN DARI SUATU KEGIATAN EKONOMI SECARA
KESELURUHAN.
MISALNYA DALAM PERHITUNGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO BIASANYA
DIUNGKAPKAN KOMPONEN-KOMPONEN YANG MEMBENTUK PRODUK DOMESTIK BRUTO TERSEBUT,
SEHINGGA KALAU INGIN MEMPEROLEH GAMBARAN YANG JELAS TENTANG BESARNYA ANGKA
PRODUK DOMESTIK BRUTO, KITA DAPAT MERINCI DAN MENGURAIKAN ANGKA-ANGKA YANG
DIPEROLEH BERDASARKAN KOMPONEN-KOMPONEN PEMBENTUKNYA.
CONTOH :
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga
Konstan Menurut Lapangan Usaha
(dalam milyar rupiah)
LAPANGAN USAHA
|
1993
|
1994
|
1995
|
1996
|
1. Pertanian, peternakan,
kehutanan dan perikanan
|
58,963
|
59,287
|
61,637
|
|
a. Tanaman bahan makanan
|
32,093
|
31,405
|
32,804
|
|
b. Tanaman perkebunan
|
9,014
|
9,495
|
9,935
|
|
c. Peternakan
|
6,202
|
6,451
|
6,719
|
|
d. Kehutanan
|
6,267
|
6,295
|
6,299
|
|
e. Perikanan
|
5,384
|
5,638
|
5,878
|
|
2. Pertambangan dan galian
|
31,497
|
33,261
|
35,145
|
|
3. Industri Pengolahan
|
73,556
|
82,725
|
91,929
|
|
a. Industri Migas
|
9,793
|
10,345
|
10,345
|
|
b. Industri diluar Migas
|
63,762
|
72,380
|
81,798
|
|
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
|
3,290
|
3,707
|
4,280
|
|
5. Bangunan
|
22,512
|
25,857
|
29,190
|
|
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
|
55,297
|
59,350
|
63,945
|
|
7. Pengangkutan dan Komunikasi
|
23,248
|
25,065
|
27,147
|
|
8. Jasa Keuangan, Persewaan dan
Perusahaan
|
28,047
|
30,901
|
34,369
|
|
9. Jasa-jasa Lainnya
|
33,361
|
34,285
|
35,406
|
|
Total
|
329,775
|
354,442
|
383,051
|
|
Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (dalam ribuan)
|
187,589
|
190,676
|
193,750
|
|
Sumber : Diolah dari data BPS
Nilai
Komponen
Proporsi = ---------------------- x 100 %
Nilai
Keseluruhan
B. MODEL PENDEKATAN REGRESI – KORELASI
REGRESI ADALAH SUATU METHODE ANALISIS YANG MELIHAT PERUBAHAN SUATU
VARIABEL DALAM KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN VARIABEL LAINNYA, SEHINGGA DALAM
ANALISIS REGRESI INI HARUS DIBEDAKAN ANTARA VARIABEL BEBAS DAN VARIABEL
TERIKAT.
ANALISIS REGRESI LEBIH MENEKANKAN PADA PERAMALAN PERUBAHAN VARIABEL
YANG DIPENGARUHI (VARIABEL TERIKAT)
MANAKALA PERUBAHAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI (VARIABEL BEBAS) TELAH DIKETAHUI.
Y = b0 + b1 X
DIMANA :
Y = VARIABEL YANG
DIPENGARUHI (VARIABEL TERIKAT)
X = VARIABEL YANG
MEMPENGARUHI (VARIABEL BEBAS)
b0 = PARAMETER VARIABEL
Y MANAKALA VARIABEL X KONSTAN
b1 = PARAMETER VARIABEL
X MANAKALA VARIABEL Y KONSTAN
SEDANGKAN UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KEERATAN HUBUNGAN ANTAR
VARIABELNYA DIGUNAKAN TEKNIK ANALISIS KORELASI, YANG KOEFISIEN KORELASINYA
BIASA DISIMBOLKAN DENGAN r, SERTA DIIKUTI DENGAN PENENTUAN KOEFISIEN
DETERMINASI, YANG DISIMBOLKAN DENGAN r2 , UNTUK MENENTUKAN UKURAN
BESARNYA PENGERUH PERUBAHAN VARIABEL BEBAS TERHADAP PERUBAHAN VARIABEL TERIKAT.
METODE ANALISIS
PENDEKATAN DALAM ANALISIS EKONOMETRIKA :
- PENDEKATAN DESKRIPTIF
- PENDEKATAN REGRESI DAN KORELASI
PENDEKATAN DESKRIPTIF SANGAT BERGUNA UNTUK MENGETAHUI INDIKATOR YANG
PALING DOMINAN, RASIO PERBANDINGAN ANTAR KOMPONEN DAN PROPORSI SETIAP KOMPONEN
KEGIATAN EKONOMI, SANGAT BERMANFAAT UNTUK MENGETAHUI KONDISI PEREKONOMIAN.
NAMUN, KEMAMPUAN UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KEERATAN HUBUNGAN
ANTARVARIABEK, MENENTUKAN BESARNYA PENGARUH PERUBAHAN SUATU VARIABEL TERHADAP
VARIABEL LAINNYA, DAN KEMAMPUAN UNTUK MERAMALKAN PERUBAHAN SUATU VARIABEL,
MERUPAKAN GARAPAN UTAMA EKONOMETRIKA.
- BENTUK PERSAMAAN
Y = F(X) ATAU Y =>
F(X1,X2,X3) WALAUPUN BENTUK PERSAMAAN Y
= F (X1,X2,X3) MELIBATKAN LEBIH DARI SATU VARIABEL, TETAP DIKATEGORIKAN SEBAGAI
MODEL PERSAMAAN TUNGGAL KALAU BERSIFAT SATU ARAH.
Y ó F(X1,X2,X3) APABILA BENTUK HUBUNGANNYA TIMBAL BALIK, X MENYEBABKAN
Y DAN Y JUGA MENYEBABKAN X MAKA DISEBUT SEBAGAI MODEL PERSAMAAN SEREMPAK
TEORI KONSUMSI DARI KEYNES,
SETIAP ORANG BIASANYA ATAU MENURUT ATURANNYA AKAN
MENAMBAH KONSUMSI MANAKALA PENDAPATANNYA BERTAMBAH, TAPI BESARNYA TAMBAHAN
KONSUMSI TERSEBUT TIDAK HARUS SAMA DENGAN BESARNYA TAMBAHAN PENDAPATAN.
TEORI INI MENYIRATAN 2 HAL :
1.
TINGKAT RATA-2 KONSUMSI
(AVERAGE PROPENSITY TO CONSUME)
2.
HASRAT MENAMBAH KONSUMSI
MANAKALA PENDAPATAN BERTAMBAH (MARGINAL PROPENSITY TO CONSUME)
BENTUK PERSAMAANNYA :
Y = bo + b1 X atau C = APC + MPC (Y)
dimana :
Y = tingkat
konsumsi (C)
X = tingkat
pendapatan (Y)
bo = parameter
APC
b1 = parameter
MPC
Dalam teori ekonomi, kalau konsumsi (C) naik maka
permintaan terhadap barang (d) akan naik, sehingga jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan dalam proses produksi atau output (O) harus ditingkatkan, dan untuk
meningkatkan produksi diperlukan tambahan investasi (I). Kalau investasi bertambah
maka kesempatan kerja (N) akan bertambah, dan dengan bertambahnya kesempatan
kerja maka tingkat pendapatan (Y) juga akan bertambah.
Sehingga bentuk
hubungannya menjadi :
Dengan adanya
pengaruh perubahan tingkat konsumsi terhadap tingkat pendapatan dimasa yang
akan datang, maka hubungan antarvariabelnya menjadi bersifat timbal balik, maka
persamaannya bisa dikategorikan sebagai model persamaan serempak.
Persamaan Tunggal à 1. Persamaan data berkala
2.
Persamaan regresi
Persamaan data berkala à
Volume penjualan sepatu cibaduyut terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga
jumlah produksi harus terus ditambah untuk memenuhinya, tanpa mengkaji lebih
lanjut apakah peningkatan volume tersebut disebabkan tingginya kualitas barang,
tidak ada saingan atau karena peningkatan daya beli masyarakat.
Persamaan
regresi à Melihat kecenderungan arah
perubahan suatu variabel dalam kaitannya dengan perubahan variabel lain yang
dapat mempengaruhinya, sehingga dalam analisisnya bisa melibatkan 2 variabel
atau lebih.
Persamaan serempak à 1. Persamaan pengertian
2.
Persamaan tingkah laku
Persamaan
pengertian adalah suatu bentuk persamaan yang
memperlihatkan pengaruh perubahan suatu variabel terhadap beberapa variabel
lain secara bersamaan, karena rumusannya menghendaki seperti itu :
Y
= C + I (1)
Y = C +
S (2)
atau V = P x
Q (3)
Persamaan (1) memperlihatkan kalau (Y) berubah maka konsumsi (C) dan
atau investasi (I) akan berubah, sementara persamaan (2) memperlihatkan bahwa
kalau pendapatan (Y) berubah maka konsumsi (C) dan tabungan (S) akan berubah.
Kalau kedua persamaan tersebut disatukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
investasi (I) akan sama dengan tabungan (S) atau I = S .
Tercapainya keseimbangan antara tabungan (S) dan investasi (I) tidak
akan terjadi dengan sendirinya, melainkan erat kaitannya dengan naik-turunnya
tingkat suku bunga pasar serta berbagai asumsi,
Pertama :
tabungan dan investasi sama-sama elastis terhadap suku bunga, maksudnya kalau
tingkat suku bunga lebih tinggi maka jumlah tabungan akan semakin banyak,
sementara investor akan lebih banyak meminjam dana untuk investasi manakala
tingkat suku bunga rendah.
Kedua : terdapat suku bunga tertentu yang lebih
besar dari nol yang memungkinkan jumlah tabungan sama dengan jumlah yang
diinvestasikan.
Selain menggabungkan dua teori yang memungkinkan adanya gerak
perubahan variabel terikat, sebagai akibat perubahan satu variabel bebas.
Persamaan pengertian juga dapat diterapkan untuk satu bentuk persamaan, seperti
persamaan (3) yang memperlihatkan bahwa kalau kecepatan peredaran uang (V)
berubah maka harga barang (P) dan jumlah barang yang diperjualbelikan (Q) akan
berubah secara bersamaan.
Persamaan
tingkah laku adalah suatu persamaan yang menggambarkan reaksi perubahan tingkah
laku individu dalam kelompok pelaku ekonomi yang sama, terhadap perubahan
variabel lain yang dapat mempengaruhinya. Misalnya terjadinya perubahan
permintaan (Qd) dari berbagai kelompok konsumen terhadap sesuatu barang karena
adanya perubahan harga barang (P) dan atau adanya perubahan pendapatan (Y) ,
sehingga :
Qd = b0 + b1 P + b2 Y (4)
Persamaan (4) memperlihatkan kalau P turun dan Y bertambah maka
jumlah permintaan barang (Qd) akan bertambah dan sebaliknya.
MODEL LAG YANG DIDISTRIBUSIKAN
1.
Pengertian “Distributed-Lag” dan peranan “Lag” dalam
ilmu ekonomi
Seorang karyawan menerima kenaikan gaji yang permanen (tetap) sebesar
Rp.100.000,- setahun. Bagaimana pengaruh kenaikan pendapatan atau gaji tersebut
terhadap konsumsi ?
Menurut pengalaman dalam prakteknya kenaikan gaji tersebut tidak
langsung dihabiskan seluruhnya untuk pengeluaran konsumsi, ketika menerima
kenaikan gaji Rp.100.000,- yang bersangkutan memutuskan untuk meningkatkan
konsumsinya sebesar Rp.40.000,- pada tahun pertama (t1) tahun
berikutnya (t2) mengeluarkan Rp.30.000,- dan tahun berikutnya lagi
(t3) mengeluarkan Rp.20.000,- dan menabung sisanya. Pada tahun
ketiga pengeluaran konsumsi berjumlah (Rp.40.000,-+Rp.30.000,-+Rp.20.000,-) =
Rp.90.000,- sisanya Rp.10.000,- ditabung. Fungsi konsumsi dapat dituliskan sbb
:
Yt =
konstanta + 0,4Xt + 0,3 Xt+1 + 0,2 Xt+2 + µ
t
dimana: Y = pengeluaran konsumsi
X = pendapatan
Model tersebut menunjukkan bahwa pengaruh kenaikan pendapatan sebesar
Rp.100.000,- menyebar ke seluruh periode selama 3 tahun, model seperti ini
disebut model Lag yang didistribusikan (Distributed-Lag) karena pengaruh dari suatu sebab dalam hal
ini gaji/pendapatan menyebar keseluruh waktu dalam suatu periode (3 tahun) kita
dapat menaksirkan model distribusi lag yang lebih umum sbb:
Yt = α + β0Xt + β1 Xt+1
+ βt+2 Xt+2 + …… + βkXt-k + µ
t
Fungsi Konsumsi
Sekarang tahun 1997, maka
rata-2 pengeluaran konsumsi (Y) pada tahun 1997 selain dipengaruhi oleh
perubahan pendapatan (X) tahun 1997, juga dipengaruhi oleh perubahan pendapatan
pada tahun 1996 (t-1) dan tahun 1995 (t-2). Apabila koefisien-2 dijumlahkan
maka :
β = ∑β1
= β1 + β2 + β3 + ….+ βk
β = multiplier lag jangka
panjang (marginal propensity to consume/MPC)
β1 (0,4) β2 (0,3)
β3 (0,2) = multiplier lag jangka pendek
MPS (marginal propensity to
save) = 1 – MPC = 1 – 0,9 = 0,1
KREDIT INVESTASI
Bantuan kredit dari bank kepada para
petani untuk keperluan investasi, pengaruh kredit (X) terhadap produksi (Y)
memerlukan waktu. Waktu pemberian kredit sampai petani menghasilkan produksi
disebut lag. Mungkin memerlukan waktu 1 tahun (t-1), 2 tahun (t-2) dan
seterusnya, modelnya menjadi sbb:
Yt = α + β
Xt+1 lag 1 tahun
Yt = α + β Xt+2 lag
2 tahun
Yt = α + β Xt+10 lag
10 tahun
Variabel Xt+1, Xt+2 …. Xt+10 disebut
variabel lag (Lagged Variables)
HUBUNGAN UANG DAN HARGA
Penawaran Uang (X) akan mempengaruhi
kenaikan harga / inflasi (Y) pada umumnya setelah 3 sampai 12 kuartal. Contoh-2
tersebut hanya merupakan sebagian contoh dalam bidang ekonomi, lag (time lag)
bisa berlangsung dalam satuan waktu : jam, hari, bulan atau tahun tergantung
kepada terjadinya suatu reaksi terhadap aksi. Buat contoh dari pengalaman
sendiri.
2. Alasan adanya
“lag”
a.
Alasan Psikologis
dapat 1 milyard
b. Alasan yang
bersifat teknologi
c.
Alasan institusi atau kelembagaan
3. Penaksiran Khusus
Model lag yang didistribusikan
Hasil regresi konsumsi minyak bakar (Y) atas pesanan-pesanan baru (X).
Berdasarkan data kuartalan untuk periode 1930 –1939, hasilnya :
Yt = 8,37 + 0,171 Xt
Yt = 8,27 + 0,111 Xt + 0,064 Xt-1
Yt = 8,27 + 0,109 Xt + 0,071 Xt-1 - 0,055 Xt-2
Yt = 8,32 + 0,108 Xt + 0,063 Xt-1 + 0,022 X t-2 – 0,020 Xt-3
Regresi kedua yang terbaik sebab 2 terakhir koefisien tidak stabil (+
& -)
Cara Menyusun Variabel Dummy
Variabel Dummy |
|||||
Variabel
|
Kode
|
DRACE
|
DNCENT
|
DSOUTH
|
DWEST
|
RACE:
Kulit
Putih
Kulit
Hitam
|
1
0
|
1
0
|
|
|
|
Region
(REG)
Northeast
Northcentral
South
West
|
1
2
3
4
|
|
0
1
0
0
|
0
0
1
0
|
0
0
0
1
|
Coefficients
|
|
Unstandardized Coefficients
|
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
Model |
||||||
|
B
|
Std. Error
|
Beta
|
|
|
|
1 |
||||||
(Constant)
|
3.932
|
1.353
|
|
2.907
|
.005
|
|
SIZE
|
-.284
|
.174
|
-.076
|
-1.632
|
.106
|
|
EARNS
|
.857
|
.072
|
.787
|
11.974
|
.000
|
|
WEALTH
|
5.912E-02
|
.020
|
.178
|
3.013
|
.003
|
|
SAVING
|
7.123E-03
|
.066
|
.006
|
.108
|
.914
|
|
DRACE
|
-.531
|
1.025
|
-.024
|
-.518
|
.606
|
|
DNCENT
|
-8.834E-02
|
.669
|
-.007
|
-.132
|
.895
|
|
DSOUTH
|
.471
|
.687
|
.038
|
.686
|
.495
|
|
DWEST
|
.575
|
.773
|
.039
|
.744
|
.459
|
1 komentar:
mantap tulisannya, sangat lengkap tentang ekonometrika.
Posting Komentar