Jumat, 29 Maret 2013

ekonometrika


TEORI EKONOMI
 
 

EKONOMETRIKA

 























Ø TEORI EKONOMI
1.   KEBUTUHAN MANUSIA TAK TERBATAS,
      SUMBER DAYA TERBATAS
2.   WHAT, HOW FOR WHOM

Ø MATEMATIKA, STATISTIKA & EKONOMETRIKA

PERSAMAAN
PERBEDAAN
MATEMATIKA

MERUPAKAN HUBUNGAN :
A. FUNGSIONAL
    (SEBAB-AKIBAT)
B. RELASIONAL
    (KEBETULAN)
DETERMINISTIK
STATISTIKA

PROBABILISTIK (TANPA NAMA)
EKONOMETRIKA
PROBABILISTIK
(DENGAN T.E.)
STATISTIKA & EKONOMETRIKA

 


TEORI EKONOMI
(SEBAB-AKIBAT)


EKONOMETRIKA

MODEL EKONOMETRIKA





DATA

STATISTIK
(TANPA TEORI)



ESTIMASI PARAMETER MODEL (+/-)




UJI T

UJI T




UJI F



Ø CAKUPAN EKONOMETRIKA :
1. TEORI EKONOMI
2. STATISTIK
3. MATEMATIK
4. METODE PENELITIAN

TUJUAN :

MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK MENGUJI KESAHIHAN SUATU TEORI EKONOMI, BESERTA KEMUNGKINAN PENGEMBANGANNYA.

VARIABEL EKONOMI :

  1. PENDAPATAN (Y)
  2. KONSUMSI (C)
  3. INVESTASI (I)
  4. KESEMPATAN KERJA (N)
  5. TINGKAT HARGA (P)
  6. DSB

VARIABEL EKONOMI TERSEBUT DINYATAKAN DALAM ANGKA DAN DAPAT DIRUMUSKAN SECARA MATEMATIS :

Y = C + I


KARENA DINYATAKAN DALAM BENTUK ANGKA-ANGKA DAN DIRUMUSKAN SECARA MATEMATIS, MAKA TEORI EKONOMI DAN ATAU GEJALA EKONOMI DAPAT DIANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ANALISIS STATISTIKA. DENGAN  TEKNIK STATISTIKA DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR HUBUNGAN ANTARVARIABEL EKONOMI YANG TERDAPAT DALAM SUATU GEJALA/TEORI EKONOMI MAUPUN UNTUK MENGUJI KESAHIHAN (VALIDITAS) TEORI EKONOMI SECARA EMPIRIS, BERDASARKAN DATA KEGIATAN EKONOMI SECARA NYATA.



DEFINISI :

EKONOMETRIKA à PENGUKURAN EKONOMI

EKONOMETRIKA ADALAH BIDANG STUDI YANG MEMPELAJARI GEJALA EKONOMI DAN ATAU TEORI EKONOMI YANG BERSIFAT KUANTITATIF SECARA EMPIRIS, DENGAN MENGGUNAKAN RUMUSAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STATISTIKA.

MATEMATIKA & STATISTKA à ALAT ANALISIS

VARIABEL EKONOMI à OBJEK YANG DIANALISIS

FUNGSI  EKONOMETRIKA :

1.           PENGIDENTIFIKASIAN VARIABEL-VARIABEL EKONOMI YANG TERDAPAT DALAM SUATU TEORI EKONOMI ATAU GEJALA EKONOMI YANG AKAN DIANALISIS
2.           PERUMUSAN MATEMATIS TENTANG BENTUK HUBUNGAN ANTAR VARIABEL-VARIABEL TERSEBUT
3.           PENGGUNAAN PROSEDUR STATISTIKA UNTUK MENGUKUR SECARA KUANTITATIF HUBUNGAN ANTAR VARIABEL-VARIABEL TERSEBUT, AGAR BISA DITETAPKAN PENERIMAAN DAN ATAU PENOLAKAN HIPOTESIS YANG DIAJUKAN.







KEGUNAAN EKONOMETRIKA :

1.        MERUMUSKAN MODEL TEORI EKONOMI DAN ATAU GEJALA EKONOMI YANG AKAN DIANALISIS
2.        MENGANALISIS DATA EMPIRIS UNTUK MENGUJI KESAHIHAN SUATU TEORI EKONOMI DAN ATAU MENGKAJI SUATU GEJALA EKONOMI DENGAN BERLANDASKAN PADA KONSEP EKONOMI YANG BERLAKU
3.        BERDASARKAN HASIL ANALISIS DATA TERSEBUT KEMUDIAN DAPAT DITARIK SUATU KESIMPULAN SECARA TEPAT SEHINGGA DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MEMBUAT KEBIJAKAN DALAM ARTI MENGAMBIL KEPUTUSAN SECARA AKURAT
4.        MERAMALKAN NILAI-NILAI VARIABEL EKONOMI YANG AKAN TERJADI DIMASA YANG AKAN DATANG, SEHINGGA DAPAT MENYUSUN SUATU PERENCANAAN SECARA TEPAT
5.        SEBAGAI ALAT UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR EKONOMI DAN MENGEVALUASI KEGIATAN EKONOMI, TERMASUK KEGIATAN PEMBANGUNAN EKONOMI, BAIK DALAM DIMENSI MAKRO MAUPUN MIKRO, SEKTORAL MAUPUN ANTAR-SEKTOR.












PENDEKATAN EKONOMETRIKA


TEORI EKONOMI  à APLIKASINYA (LAPANGAN) ?
GEJALA EKONOMI (LAPANGAN)  à ANALISIS TEORI EKONOMI ?

A.      MODEL PENDEKATAN DESKRIPTIF

SUATU METODE ANALISIS YANG MENCOBA MENGURAIKAN SESUATU KESATUAN EKONOMI MENJADI BEBERAPA BAGIAN YANG LEBIH KECIL, ADAPUN LANGKAHNYA SBB :

PERTAMA,
KOMPONEN APA YANG SANGAT DOMINAN DALAM SUATU KEGIATAN EKONOMI, DALAM ARTI KOMPONEN YANG MEMILIKI NILAI YANG SANGAT TINGGI SECARA EKSTRIM.

KEDUA,
MEMBANDINGKAN RASIO ANTAR KOMPONEN, DENGAN JALAN MELIHAT SELISIH NILAI ANTAR KOMPONENNYA.

KETIGA,
MELIHAT PROPORSI SETIAP KOMPONEN DARI SUATU KEGIATAN EKONOMI SECARA KESELURUHAN.


MISALNYA DALAM PERHITUNGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO BIASANYA DIUNGKAPKAN KOMPONEN-KOMPONEN YANG MEMBENTUK PRODUK DOMESTIK BRUTO TERSEBUT, SEHINGGA KALAU INGIN MEMPEROLEH GAMBARAN YANG JELAS TENTANG BESARNYA ANGKA PRODUK DOMESTIK BRUTO, KITA DAPAT MERINCI DAN MENGURAIKAN ANGKA-ANGKA YANG DIPEROLEH BERDASARKAN KOMPONEN-KOMPONEN PEMBENTUKNYA.
CONTOH :
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha
(dalam milyar rupiah)
LAPANGAN USAHA
1993
1994
1995
1996
1. Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
58,963
59,287
61,637

a. Tanaman bahan makanan
32,093
31,405
32,804

b. Tanaman perkebunan
9,014
9,495
9,935

c. Peternakan
6,202
6,451
6,719

d. Kehutanan
6,267
6,295
6,299

e. Perikanan
5,384
5,638
5,878

2. Pertambangan dan galian
31,497
33,261
35,145

3. Industri Pengolahan
73,556
82,725
91,929

a. Industri Migas
9,793
10,345
10,345

b. Industri diluar Migas
63,762
72,380
81,798

4. Listrik, Gas dan Air Bersih
3,290
3,707
4,280

5. Bangunan
22,512
25,857
29,190

6. Perdagangan, Hotel & Restoran
55,297
59,350
63,945

7. Pengangkutan dan Komunikasi
23,248
25,065
27,147

8. Jasa Keuangan, Persewaan dan Perusahaan
28,047
30,901
34,369

9. Jasa-jasa Lainnya
33,361
34,285
35,406

Total
329,775
354,442
383,051

Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (dalam ribuan)
187,589
190,676
193,750

 

Sumber : Diolah dari data BPS


                   Nilai Komponen
Proporsi = ---------------------- x 100 %
                  Nilai Keseluruhan

B.       MODEL PENDEKATAN REGRESI – KORELASI


REGRESI ADALAH SUATU METHODE ANALISIS YANG MELIHAT PERUBAHAN SUATU VARIABEL DALAM KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN VARIABEL LAINNYA, SEHINGGA DALAM ANALISIS REGRESI INI HARUS DIBEDAKAN ANTARA VARIABEL BEBAS DAN VARIABEL TERIKAT.

ANALISIS REGRESI LEBIH MENEKANKAN PADA PERAMALAN PERUBAHAN VARIABEL YANG DIPENGARUHI  (VARIABEL TERIKAT) MANAKALA PERUBAHAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI (VARIABEL BEBAS) TELAH DIKETAHUI.

Y = b0 + b1 X

DIMANA :
Y         = VARIABEL YANG DIPENGARUHI (VARIABEL TERIKAT)
X         = VARIABEL YANG MEMPENGARUHI (VARIABEL BEBAS)
b0        = PARAMETER VARIABEL Y MANAKALA VARIABEL X KONSTAN
b1        = PARAMETER VARIABEL X MANAKALA VARIABEL Y KONSTAN

SEDANGKAN UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KEERATAN HUBUNGAN ANTAR VARIABELNYA DIGUNAKAN TEKNIK ANALISIS KORELASI, YANG KOEFISIEN KORELASINYA BIASA DISIMBOLKAN DENGAN r, SERTA DIIKUTI DENGAN PENENTUAN KOEFISIEN DETERMINASI, YANG DISIMBOLKAN DENGAN r2 , UNTUK MENENTUKAN UKURAN BESARNYA PENGERUH PERUBAHAN VARIABEL BEBAS TERHADAP PERUBAHAN VARIABEL TERIKAT.




METODE ANALISIS

PENDEKATAN DALAM ANALISIS EKONOMETRIKA :

  1. PENDEKATAN DESKRIPTIF
  2. PENDEKATAN REGRESI DAN KORELASI

PENDEKATAN DESKRIPTIF SANGAT BERGUNA UNTUK MENGETAHUI INDIKATOR YANG PALING DOMINAN, RASIO PERBANDINGAN ANTAR KOMPONEN DAN PROPORSI SETIAP KOMPONEN KEGIATAN EKONOMI, SANGAT BERMANFAAT UNTUK MENGETAHUI KONDISI PEREKONOMIAN.

NAMUN, KEMAMPUAN UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KEERATAN HUBUNGAN ANTARVARIABEK, MENENTUKAN BESARNYA PENGARUH PERUBAHAN SUATU VARIABEL TERHADAP VARIABEL LAINNYA, DAN KEMAMPUAN UNTUK MERAMALKAN PERUBAHAN SUATU VARIABEL, MERUPAKAN GARAPAN UTAMA EKONOMETRIKA.

  1. BENTUK PERSAMAAN

Y = F(X) ATAU Y => F(X1,X2,X3)  WALAUPUN BENTUK PERSAMAAN Y = F (X1,X2,X3) MELIBATKAN LEBIH DARI SATU VARIABEL, TETAP DIKATEGORIKAN SEBAGAI MODEL PERSAMAAN TUNGGAL KALAU BERSIFAT SATU ARAH.

Y ó F(X1,X2,X3) APABILA BENTUK HUBUNGANNYA TIMBAL BALIK, X MENYEBABKAN Y DAN Y JUGA MENYEBABKAN X MAKA DISEBUT SEBAGAI MODEL PERSAMAAN SEREMPAK
TEORI KONSUMSI DARI KEYNES,

SETIAP ORANG BIASANYA ATAU MENURUT ATURANNYA AKAN MENAMBAH KONSUMSI MANAKALA PENDAPATANNYA BERTAMBAH, TAPI BESARNYA TAMBAHAN KONSUMSI TERSEBUT TIDAK HARUS SAMA DENGAN BESARNYA TAMBAHAN PENDAPATAN.

TEORI INI MENYIRATAN 2 HAL :
1.       TINGKAT RATA-2 KONSUMSI (AVERAGE PROPENSITY TO CONSUME)
2.       HASRAT MENAMBAH KONSUMSI MANAKALA PENDAPATAN BERTAMBAH (MARGINAL PROPENSITY TO CONSUME)

BENTUK PERSAMAANNYA :

Y = bo + b1 X            atau                 C = APC + MPC (Y)

dimana :
Y   = tingkat konsumsi (C)
X   = tingkat pendapatan (Y)
bo  = parameter APC
b1  = parameter MPC

Dalam teori ekonomi, kalau konsumsi (C) naik maka permintaan terhadap barang (d) akan naik, sehingga jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam proses produksi atau output (O) harus ditingkatkan, dan untuk meningkatkan produksi diperlukan tambahan investasi (I). Kalau investasi bertambah maka kesempatan kerja (N) akan bertambah, dan dengan bertambahnya kesempatan kerja maka tingkat pendapatan (Y) juga akan bertambah.

Sehingga bentuk hubungannya menjadi :

Yt à Ct à Y t+1

Dengan adanya pengaruh perubahan tingkat konsumsi terhadap tingkat pendapatan dimasa yang akan datang, maka hubungan antarvariabelnya menjadi bersifat timbal balik, maka persamaannya bisa dikategorikan sebagai model persamaan serempak.

Persamaan Tunggal à 1.  Persamaan data berkala

                            2.  Persamaan regresi

Persamaan data berkala à Volume penjualan sepatu cibaduyut terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga jumlah produksi harus terus ditambah untuk memenuhinya, tanpa mengkaji lebih lanjut apakah peningkatan volume tersebut disebabkan tingginya kualitas barang, tidak ada saingan atau karena peningkatan daya beli masyarakat.

Persamaan regresi à Melihat kecenderungan arah perubahan suatu variabel dalam kaitannya dengan perubahan variabel lain yang dapat mempengaruhinya, sehingga dalam analisisnya bisa melibatkan 2 variabel atau lebih.

Persamaan serempak à      1. Persamaan pengertian
                                                2. Persamaan tingkah laku





Persamaan pengertian adalah suatu bentuk persamaan yang memperlihatkan pengaruh perubahan suatu variabel terhadap beberapa variabel lain secara bersamaan, karena rumusannya menghendaki seperti itu :
            Y  =  C + I                  (1)
            Y  =  C + S                 (2)
atau     V  =  P x Q                 (3)
Persamaan (1) memperlihatkan kalau (Y) berubah maka konsumsi (C) dan atau investasi (I) akan berubah, sementara persamaan (2) memperlihatkan bahwa kalau pendapatan (Y) berubah maka konsumsi (C) dan tabungan (S) akan berubah. Kalau kedua persamaan tersebut disatukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa investasi (I) akan sama dengan tabungan (S) atau I = S .

Tercapainya keseimbangan antara tabungan (S) dan investasi (I) tidak akan terjadi dengan sendirinya, melainkan erat kaitannya dengan naik-turunnya tingkat suku bunga pasar serta berbagai asumsi,

Pertama : tabungan dan investasi sama-sama elastis terhadap suku bunga, maksudnya kalau tingkat suku bunga lebih tinggi maka jumlah tabungan akan semakin banyak, sementara investor akan lebih banyak meminjam dana untuk investasi manakala tingkat suku bunga rendah.

Kedua  : terdapat suku bunga tertentu yang lebih besar dari nol yang memungkinkan jumlah tabungan sama dengan jumlah yang diinvestasikan.

Selain menggabungkan dua teori yang memungkinkan adanya gerak perubahan variabel terikat, sebagai akibat perubahan satu variabel bebas. Persamaan pengertian juga dapat diterapkan untuk satu bentuk persamaan, seperti persamaan (3) yang memperlihatkan bahwa kalau kecepatan peredaran uang (V) berubah maka harga barang (P) dan jumlah barang yang diperjualbelikan (Q) akan berubah secara bersamaan.
Persamaan tingkah laku adalah suatu persamaan yang menggambarkan reaksi perubahan tingkah laku individu dalam kelompok pelaku ekonomi yang sama, terhadap perubahan variabel lain yang dapat mempengaruhinya. Misalnya terjadinya perubahan permintaan (Qd) dari berbagai kelompok konsumen terhadap sesuatu barang karena adanya perubahan harga barang (P) dan atau adanya perubahan pendapatan (Y) , sehingga :

Qd = b0 + b1 P + b2 Y            (4)

Persamaan (4) memperlihatkan kalau P turun dan Y bertambah maka jumlah permintaan barang (Qd) akan bertambah dan sebaliknya.


















MODEL LAG YANG DIDISTRIBUSIKAN

1.       Pengertian “Distributed-Lag” dan peranan “Lag” dalam ilmu ekonomi

Seorang karyawan menerima kenaikan gaji yang permanen (tetap) sebesar Rp.100.000,- setahun. Bagaimana pengaruh kenaikan pendapatan atau gaji tersebut terhadap konsumsi ?

Menurut pengalaman dalam prakteknya kenaikan gaji tersebut tidak langsung dihabiskan seluruhnya untuk pengeluaran konsumsi, ketika menerima kenaikan gaji Rp.100.000,- yang bersangkutan memutuskan untuk meningkatkan konsumsinya sebesar Rp.40.000,- pada tahun pertama (t1) tahun berikutnya (t2) mengeluarkan Rp.30.000,- dan tahun berikutnya lagi (t3) mengeluarkan Rp.20.000,- dan menabung sisanya. Pada tahun ketiga pengeluaran konsumsi berjumlah (Rp.40.000,-+Rp.30.000,-+Rp.20.000,-) = Rp.90.000,- sisanya Rp.10.000,- ditabung. Fungsi konsumsi dapat dituliskan sbb :

          Yt = konstanta + 0,4Xt + 0,3 Xt+1 + 0,2 Xt+2 + µ t

dimana: Y = pengeluaran konsumsi
              X = pendapatan

Model tersebut menunjukkan bahwa pengaruh kenaikan pendapatan sebesar Rp.100.000,- menyebar ke seluruh periode selama 3 tahun, model seperti ini disebut model Lag yang didistribusikan (Distributed-Lag)  karena pengaruh dari suatu sebab dalam hal ini gaji/pendapatan menyebar keseluruh waktu dalam suatu periode (3 tahun) kita dapat menaksirkan model distribusi lag yang lebih umum sbb:


Yt = α + β0Xt + β1 Xt+1 + βt+2 Xt+2 + …… + βkXt-k + µ t






Fungsi Konsumsi


Sekarang tahun 1997, maka rata-2 pengeluaran konsumsi (Y) pada tahun 1997 selain dipengaruhi oleh perubahan pendapatan (X) tahun 1997, juga dipengaruhi oleh perubahan pendapatan pada tahun 1996 (t-1) dan tahun 1995 (t-2). Apabila koefisien-2 dijumlahkan maka :


β = ∑β1 = β1 + β2 + β3 + ….+ βk

β = multiplier lag jangka panjang (marginal propensity to consume/MPC)

β1 (0,4) β2 (0,3) β3 (0,2) = multiplier lag jangka pendek

MPS (marginal propensity to save) = 1 – MPC = 1 – 0,9 = 0,1


KREDIT INVESTASI


Bantuan kredit dari bank kepada para petani untuk keperluan investasi, pengaruh kredit (X) terhadap produksi (Y) memerlukan waktu. Waktu pemberian kredit sampai petani menghasilkan produksi disebut lag. Mungkin memerlukan waktu 1 tahun (t-1), 2 tahun (t-2) dan seterusnya, modelnya menjadi sbb:

Yt = α + β Xt+1        lag 1 tahun


Yt = α + β Xt+2      lag 2 tahun


Yt = α + β Xt+10     lag 10 tahun

Variabel Xt+1, Xt+2 …. Xt+10 disebut variabel lag (Lagged Variables)






HUBUNGAN UANG DAN HARGA


Penawaran Uang (X) akan mempengaruhi kenaikan harga / inflasi (Y) pada umumnya setelah 3 sampai 12 kuartal. Contoh-2 tersebut hanya merupakan sebagian contoh dalam bidang ekonomi, lag (time lag) bisa berlangsung dalam satuan waktu : jam, hari, bulan atau tahun tergantung kepada terjadinya suatu reaksi terhadap aksi. Buat contoh dari pengalaman sendiri.

2.       Alasan adanya “lag”

a.        Alasan Psikologis
dapat 1 milyard

b.       Alasan yang bersifat teknologi
      

c.        Alasan institusi atau kelembagaan

3.       Penaksiran Khusus Model lag yang didistribusikan

Hasil regresi konsumsi minyak bakar (Y) atas pesanan-pesanan baru (X). Berdasarkan data kuartalan untuk periode 1930 –1939, hasilnya :

Yt = 8,37 + 0,171 Xt
Yt = 8,27 + 0,111 Xt + 0,064 Xt-1
Yt = 8,27 + 0,109 Xt + 0,071 Xt-1 - 0,055 Xt-2
Yt = 8,32 + 0,108 Xt + 0,063 Xt-1 + 0,022 X t-2 – 0,020 Xt-3

Regresi kedua yang terbaik sebab 2 terakhir koefisien tidak stabil (+ & -)














Cara Menyusun Variabel Dummy


Variabel Dummy

Variabel
Kode
DRACE
DNCENT
DSOUTH
DWEST
RACE:
Kulit Putih
Kulit Hitam

1
0

1
0



Region (REG)
Northeast
Northcentral
South
West

1
2
3
4


0
1
0
0

0
0
1
0

0
0
0
1


Coefficients













Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients
t
Sig.
Model

B
Std. Error
Beta


1
(Constant)
3.932
1.353

2.907
.005
 
SIZE
-.284
.174
-.076
-1.632
.106
 
EARNS
.857
.072
.787
11.974
.000
 
WEALTH
5.912E-02
.020
.178
3.013
.003
 
SAVING
7.123E-03
.066
.006
.108
.914
 
DRACE
-.531
1.025
-.024
-.518
.606
 
DNCENT
-8.834E-02
.669
-.007
-.132
.895
 
DSOUTH
.471
.687
.038
.686
.495
 
DWEST
.575
.773
.039
.744
.459
a  Dependent Variable: INCOME




1 komentar:

Dody Epsilon mengatakan...

mantap tulisannya, sangat lengkap tentang ekonometrika.

Posting Komentar